Jumat, 28 Mei 2010


APA PENYEBAB TURUNNYA HUJAN ?
Udara keringan enyerap uao air ketika mereka melalui perairan, dengan udara hangat memungkinkan untuk menyerap lebih uap air dari pada udara dingan. Ketika udara basah naik, suhunya turun dan jika pendingin cukup, uap air akan berkondensasi untuk membentuk butiran awan. Jika butiran bertubrukan satu sama lain dan menyatu hingga cukup besar untuk jatuh kebumi sebagai butiran hujan. Di lain hal, butiran es yang terbentuk pada awan pada ketinggian tertinggi diawan dapat jatuh, mencair sebelum mereka mencapai tanah.
Untuk pembentukan hujan, suatu masa harus mempunyai cukup uap air dan naik pada ketinggian yang memungkinkan untuk berkondensasi. Sebagian dari gambaran umum dari proses udara naik terkait, sebagai contoh adalah front (bidang antar pemisah dari dua karakter masa udara hangat dan udara dingin ) dan depresi (kawasan tekanan rendah), suatu masa udara dapat naik bila:
  • Konveksi—pemanasan oleh permukaan yang panas
  • Pertemuan angin --- pertemuan dua masa udara yang berlawanan
  • Naik orografik--- oleh pegunungan, garis pantai.
Bila masa udara tidak stabil ia akan menginduksi panas atau arus konveksi membentuk hujan mendadak atau awan badai ; Jika stabil, ia membentuk awan tipis yang lebih luas jenis stratus dan hujan gerimis.

SISTEM PEMICU TURUNNYA HUJAN
Seluruh bentuk curah hujan yang turun di indonesia berasal kondisi badai guntur atau awan tipe konvektif yang mempunyai kegiatan hanya dalam beberapa jam dan pada kawasan sekitar area dengan diameter 10 Km. Meskipun terjadi hajan lebat yang menyebar luas, kondisi badai guntur termasuk dalam sistem cuaca kawan tropis dengan skala yang besar. Jenis dan bentuk yang masuk kategori ini adalah :
  • Konvektif Skala Meso yang Kompleks (KSMK)
  • Garis skual tropis
  • Peredaran maden—julian (PMJ)
Badai tropis atau siklon tropis termasuk pula dalam kategori ini :
Konvektif Skala Meso yang Kompleks
Dalam suatu badai guntur tunggal, curah hujan lebat, hujan lebat terkonsetras dekat pusat dari kawasan arus keatas di awan sementara suatu kondisi tipis dari tipe stratus atau lapisan awan dari ekor / anvil awan badai guntur yang terbentuk di puncak awan yang tinggi.
Jika landasan dari awan badai gutur tunggal mengumpul bersama, mereka dapat membentuk suatu kenvektif skala meso yang kompleks (KSMK) yang mmungkin mencapai garis tengah 500 Km atau lebih dengan waktu kegiatannya sekitas sehari.
Konvektif skala meso yang kompleks sering berkembang sebagai akibat dari gelombang kuat dari arus angin dari daerah lintang tinggi . Jenis gelombang yang penting dalam peralihan sekitar November – desember berlangsung di lautan cina selatan. Udara dingin dan kering dari daratan cina mengalir ke ekuator memicu kawasan konveksi yang meluas dan menghasilkan suatu KSMK diselatan kawasan ekuator sekitar p. Sumatra dan bagian selatan P. Kalimantan .
Selama musim hujan, gelombang dingin atau lonjakan awaa hujan terlokalisir di kawasan angin pasat belahan bumi selatan yang dapat juga membentuk KSMK diseluruh wilayah indonesia . Salah satu kawasan yang sering menjadi contoh kejadian untuk gelombang belahan selatan berada sepanjang pantai barat Australia.
Garis Skual Tropis
Adalah suatu bentuk dari konvektif skala meso yang kompleks dimana terdapat kawasan badai guntur aktif yang terbentuk sebagai kawasan yang sempit mirip garis yang dapat memanjang beberapa ratus kilometer panjangnya. Garis skual tropis bergerak baik dalam arah timur atau barat, mencapai beberapa ratus killometer dalam satu hari. Sering terjadi angin dingai yang kuat didepan garis skual , kemudiann angai kencang dan hujan lebat berlangsung saat dia berlalu. Hujan mungkin berkelanjutan turun untuk beberapa jam setelah garis skala berlalu, berkaitan dengan kegiatan ekpr awan skala meso. Hujan ini mungkin lebih lebat daripada yang terjadi didalam garis itu sendiri.
Peredaran Madden – Julian (PMJ)
Sering disebut sebagai gelombang 40-50 hari, predaran Madden- Julian dapat dianggap sebagai pita skala luas dari suatu gangguan cuaca yang mulai muncul diatas perairan samudra Hindia dan bergerak ketimur 10 derajat lintang utara – 10 derajat lintang lintang selatan. Kaasan ini ditandai dengan kenaikan kegitan konveksi yang dapat mencapai 3000 Km panjangnya dari sumatra hinga Irian Jaya . Jika atmosfer cukup basah dan tidak stabil kegitan fase dari PMJ memberi peningkatan hujan di kawasan selama dua hingga beberapa mingu. Ia kemudian bergerak ketimur hingga S. Pasifik bagian tengah yang umumnya menghilang dan kondisi ini sering diikuti oleh suatu daerah yang serupa dari udara teduh dengan penurunan curah hujan. Sering siklus mengulang dengan sendirinya yang selanjutnya dinamakan ‘osilasi’. Penggunaan yang cukup potensial PMJ untuk memprakirakan curah hujan dalam 2-3 minggu sedang dalam pengkajian, tetapi waktu kejadianya tidak menentu. Mereka juga memicu awal monsun diatas wilayah indonesia. Sebagai ledakan angin baratan mereka menggiatkan perkembanhag El Nino dengan pehurunan kekuatan angin pasat tenggara dan juga mengurangi kawasan air laut naik
Siklon Tropis
Palung monsun dan kawasan ITCZ daerah awan-awan jenis CB dan hujan lebat . Banyaknya energi panas laten yang dilepaskan saat uap air berkondensasi kedalam butiran air , panas ini menyebabkan udara naik semakin jauh, dan tekanan permukaan turun. Udara mengalir masuk kedalam kawasan yang udaranya naik, tetapi dibelokan dalam pembentukan pusaran dari sil tekanan rendah oleh gaya coriolis. Jika suhu laut cukup tinggi (diatas 28 derajad celcius) untuk menjaga udara baru cukup basah yang kemudian bereaksi memutar sebagai cincin. Sistem kemudian menguat , pusaran bertambah kuat lahirlah suatu siklon tropis.
Suatu siklon tropis mungkin memanjang hingga 1000 Km panjangnya, menghasilkan gaya angin badai dan pita awan yang memutar atau garis kawasan badai guntur dan hujan deras. Pada pusat matanya adalah suatu kondisi yang tenang dan teduh, tanpa awan sebagai pusat matanya. Sekelilingnya terdiri dari awan-awan dengan kecepatan angin yang ekstrim sering mencapai lebih dari 100 Km/jam pada daerah 30-40 Km panjangnya.
Untuk membentuk siklon tropis dibutuhkan laut hangat dan gaya corioli untuk memicu suatu pusar udara. Karena gaya coriolis sangat kicil dalam wilayah 7 derajad baik selatan dan utara dari ekuator, siklon tidak terbentuk didalam wilayah ekuatorial Indonesia, mereka berkembang keutara selama bulan Juli hingga Oktober dan keselatan dari bulan Desember hingga maret .

pengaruh lokal
Pengaruh lokal dapat bertindak sebagai penyebab terjadinya Cuaca. Mereka merubah pola skala luas dari iklim khususnya pada pulau dan kepulauan dengan kondisi berpegunungan mencapai diatas 3000M. Mereka menyebabkan berbagai variasi hujan pada berbagai kawasan khususnya antara sisi dari suatu pulau dan yang sisi lainnya dan membentuk berbagai beda ruang yang terlihat dalam prakiraan variabilitas hujan pada suatu musim.
Udara naik orografis
Udara basah yang naik ktika ia melalui gugsan gunung membentuk daerah hujan mendadak (bila tidak stabil). Hujan lebat sering terjadi di kawasan pantai dengan pegunungan yang tingg, terjal dan dekat dengan pantai.
Suatu kawasan kering bayangan hujan sering terjadi dibalik gugusan kawasan pegunungan. Angin yang bertiup turun di balik gunung yang cukup tinggai menjadi hangat dari pada angin pada ketinggian pada sisi hadapan angin .
Banyaknya hujan selama bulan- bulan monsun tergantung dari antara lain:
· Variasi harian dari hujan yang turun pada berbagai kawasan
· Curah hujan bertambah nyata dengan naiknya ketinggian pada ketinggian tertentu
· Banyaknya ketersedian uap air di udara
· Suhu laut di sekelilingnya
· Ketika palung monsun giat dan berpindah,
· Banyaknya dan lamanya periode kering ‘istirahat’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar