Selasa, 13 Juli 2010

ANGIN MUSON

ANGIN MUSON

Indonesia terletak diantara 60 LU-110LS dan diantara Benua Asia dan Benua Australia dengan arah utara selatan. Kedua hal ini menyebabkan tekanan udara antara Asia dan Australia selalu berubah dan menimbulkan angin muson.
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berubah arah yang berlawanan. Angin muson ini melalui Indonesia. Angin muson yang berasal dari Asia merupakan angin muson barat dan angin muson yang berasal dari Australia merupakan angin muson timur.

AWAN
Indentifikasi Awan

1.    Bentuk awan
a)    Awan Cirrus atau awan bulu adalah awan yang tipis seperti serat atau seperti bulu, sangat tinggi dan biasanya terdiri atas atas kristal-kristal es.
b)    Awan Stratus atau awan berlapis adalah awan yang rata, hampir tidak mempunyai bentuk tertentu, biasanya berwwarna kelabu dan menutup langit pada daerah yan luas.
c)    Awan Cumulus atau awan bergumpal adalah awan tebal dengan gerakan vertikal dibagian atas dan berbentuk setengah bulatan (dome).
 
2.    Menurut ketinggiannya :

a)                                                            Awan Tinggi : 6.000 - 12.000 m

Ø  Cirrus (Ci)
Ø  Cirro cumulus (Ce)
Ø  Cirro stratus (Cs)
b)                                                            Awan Sedang : 2.000 - 6.000 m
Ø  Alto cumulus (Ac)
Ø  Alto stratus (As)

c)                                                            Awan Rendah : ketinggiannya kurang dari 2.000 m

Ø  Strato cumulus (Sc)
Ø  Stratus (St)
Ø  Nimbo stratus (Ns)

d)                                                            Golongan Awan dengan gerakan vertikal ( 500 - 15.000 m)


Ø  Cumulus : bergumpal-gumpal dan cembung keatas dengan dasar horisontal
Ø  Cumulonimbus : kelompok awan bergumpal-gumpal luas menjulang keatas sampai diatas batas cirrus, disertai hujan lebat, dan kadang-kadang disertai petir.


3.    Kabut / Fog
Kabut merupakan titik-titik air yang sangat kecil, yan terjadi dari uap air yan mengalami kondensasi dan melayang -layang rendah di atas permukaan tanah.
Jika kabut ini bercampur dengan asap atau gas sisa pembakaran pada daerah industri maka menjadi smog.
Kabut dapat dibedakan atas :
Ø  Fog, jika jarak pemandangan < 1 km
Ø  Mist, jika jarak pemandangan 1 - 2 km

a)    Kabut Adveksi, kabut yang terjadi kaena pengaruh udara panas, mengandung uap air, mengalir menjumpai daerahdingin sehingga terjadi kondensasi dan membetuk kabut.
 
b)    Kabut Pendinginan, kabut yang terjadi pada malam hari dan udara terang, karena pendinginanlapisan yang terjadi mencapai lembab relatif 100 %.

c)    Kabut Industri, kabut berwarna kehitaman yang terjadi di kota-kota industri, akibat adanya asap dari pabrik-pabrik.

d)    Kabut Sawah, kabut yang terjadi malam atau pagi pada cuaca terang dan udara dingin melalui sungai, selokan dan sawah.

e)    Kabut radiasi, kabut yang terjadi akibat radiasi bumiyang hebat pada malam hari.

CURAH HUJAN 
Macam- Macam Hujan 

1.    Hujan Zenithal/hujan tropis, terjadi di daerah tropis yan biasa disebut hujan naik equator.
2.    Hujan Musim, terjadi di daerah musim yang dipengaruhi oleh angin musim.
3.    Hujan Siklon, terjadi di daerah sedang yang selalu disertai hujan.
4.    Hujan Musim Dingin, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.
5.    Hujan Musim Panas, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.
6.    Hujan Pegunungan (hujan Orografis), terjadi di daerah pegunungann, udasra yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan.
7.    Hujan Frontal, terjadi adanya pertemuan massa udara panas bersinggungan dengan massa udara dingin, bisa terjadi di daerah lintang 600.
 
 
 
 
 

 

ANGIN SIKLON dan ANTI SIKLON

ANGIN SIKLON dan ANTI SIKLON
Angin siklon adalah udara yang bertekanan rendah dikelilingi udara yang bertekanan maksimum/memusat.
Angin anti siklon adalah udara bertekanan maksimum dikelilingi udara bertekanan minimum/menyebar.
Angin siklon belahan bumi utara bergerak berlawanan arah jarum jam, sedang angin siklon belahan bumi selatan bergerak searah jarum jam.
Angin anti siklon belahan bumi utara bergerak menyebar searah jarum jam, sedang angin anti siklon belahan bumi selatan bergerak menyebar berlawanan arah jarum jam.

ANGIN DARAT dan ANGIN LAUT
Bagian daratan permukaan bumi lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut. Akibatnya, tekanan udara di atas daratan lebih rendah daripada diatas permukaan lautan sehingga bertiuplah angin dari laut ke darat, yang disebut dengan angin laut. Keadaan sebaliknya terjadi pada malam hari, lautan melepaskan panas sehingga tekanan udara diatas permukaan laut rendah, maka mengalirlah udara dari daratan ke laut, bertiuplah angin darat yang terjadi pada malam hari.
 
KELEMBABAN UDARA
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
1)    Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada waktu itu sama dengan
20    x  100 % = 80 %
25
 
2)    Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3

ANGIN
Angin adalah aliran udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah. Besarnya kecepatan angin ditentukan dengan alat anemometer dan hasil catatannya disebut anemogram.
1.    Pola Pergerakan Udara
Udara akan panas karena konveksi, adveksi, turbulensi dan konduksi.
a)    Konveksi, adalah pemanasan secara vertikal
b)    Adveksi, adalah penyebaran panas secara horisontal
c)    Turbulensi, adalah penyebaran panas secara berputar-putar
d)    Konduksi, adalah pemanasan secara kontak/singgungan.
2.    Macam-macam Angin
Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjai dua, yaitu angin tetap dan angin lokal.
a)    Angin tetap, adalah angin yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah tetap. Contohnya, angin barat, angin timur dan angin pasat.
(1)  Angin barat
Angin barat terjadi dari zona tekanan maksimum subtropik utara bertiup ke arah utara. Karena pengaruh rotasi angin ini, kemudian membelok ke arah timur menjadi angin barat. Itulah sebabnya di zona antara 40o-60o LU dan di zona 40o-60o LS bertiup angin barat.
(2)  Angin timur
Di sekitar kutub utara dan selatan sampai sekitar lintang 60o LU dan 60o LS bertiup angin timur. Sebenarnya angin itu di belahan utara sebagai angin timur laut dan di belahan selatan sebagai angin tenggara. Tetapi, karena pembelokan akibat rotasi sangat kuat, angin timurlah yang jadi.
(3)  Angin pasat
Dari zona tekanan maksimum subtropik antara 30o-40o LU dan LS bertiup angin ke arah zona tekanan minimum ekuator, yaitu angin pasat timur laut di belahan utara dan angin pasat tenggara di belahanselatan. Karena suhu senantiasa lebih tinggi dari sekitarnya, di daerah khatulistiwa udara membumbung ke atas. Di lapisan atas terjadi aliran dari arah khatulistiwa ke arah zona tekanan maksimum subtropik sehingga di zona ini udara bergerak turun. Dari proses ini 2 buah lingkaran peredaran udara di daerah tropik. 

ANGIN LOKAL
Pada siang hari pada bagian atas lereng gunung lebih dahulu  menerima panasdan tekanan udara dibagian itu lebih rendah daripada lembahsehingga bertiupalah angin lembah. Sedang pada malam hari akan terjadi angin gunung. 

 ANGIN FOHN
Angin turun adalah angin yang bertiup dari puncak pegunungan menuju lembah. Angin seperti itu bersifat kering dan panas.
Udara yang naik mengalami penurunan suhu sebelum terjadi pengembunan. Setiap udara naik 100 meter pada umumnya suhu turun 10C.
Sebaliknya, jika udara itu turun 100 meter, suhu naik 10C. Kejadian itulah yang melahirkan angin turun yang kering.
Angin Fohn tersebut antara lain, yaitu :
Ø  Angin Kumbang di Cirebon Jawa Barat dan Tegal Jawa Tengah
Ø  Angin Bohorok di Sumatera Utara
Ø  Angin Gending di Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur
Ø  Angin Wambrauw di Biak Irian Jaya
Ø  Angin Brubu di Ujung Pandang
Ø  Angin Sirocco di Laut Tengah dan Italia Selatan
Ø  Angin Zonda di Argentina
Ø  Angin Chinook di Amerika Serikat bagian barat.
Ø  Angin Mistral di Lembah Rhone Hilir (Perancis)
Ø  Angin Bora di Pantai Adriatik (Yugoslavia)
Ø  Angin Khamsin di Mesir

UNSUR - UNSUR CUACA

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu yang singkat atau tertentu , sehingga cuaca selalu berubah-ubah dan daerahnya juga tidak begitu luas.
 
Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama, lama terjadinya perubahan iklim biasanya sekitar 30 tahunan.
 
Perbedaan pokok antara cuaca dari iklim adalah terletak pada daerah dan waktu
 
Unsur-unsur cuaca yang pokok meliputi suhu, tekanan udara, kelembaban udara

SUHU UDARA
Bumi mendapatkan panas terutama diperoleh dari penyinaran matahari dengan jalan pemanasan udara. Penyinaran tersebut sebagian dipantulkan dan dibiaskan, sebagian lagi diteruskan oleh molekul-molekul udara langsung kearah bumi. Pemanasan permukaan bumi tersebut banyak sedikitnya sinar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1)    Sudut Datang Matahari
Makin tegak matahari berarti makin kecil sudut datang sinarnya maka makin banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi.
2)    Lama Penyinaran Matahari
Makin lama siang hari, penyinaran akan lebih banyak. Didaerah tropika lama siang rata-rata 12 jam.
3)    Keadaan Awan
Makin banyak awan maka makin sedikit sinar yang sampai ke permukaan bumi.
4)    Keadaan Permukaan Bumi (Daratan atau Air)
Daratan lebih cepat menjadi panas daripada air tetapi juga lebih cepat mengeluarkan panas. Karena itu pada siang hari udara di daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Sinar yang sampai di bumi 43 % diserap dan diubah menjadi panas. Suhu tertinggi pada jam satu atau dua siang dan terendah pada jam empat atau lima pagi.
5)    Keadaan topografi
Tinggi rendah suatu tempat, makin tinggi, makin kecil temperaturnya.
6)    Keadaan Tanah
Tanah putih memantulkan panas, tanah hitam menyerap panas.
            Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas metahari. Sifat diaterman terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini digunakan bumi untuk memanasi udara di sekitarnya. Udara dapat menjadi panas karena proses :
Ø  Konveksi, pemanasan secara vertikal
Ø  Adveksi, penyebaran panas secara horisontal
Ø  Turbulensi, penyebaran pana secara berputar-putar.
Ø  Konduksi, pemanasan secara kontak/bersinggungan.
 
Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer, keadaan suhu sepanjang hari juga dapat diamati dengan termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram.

TEKANAN UDARA
Udara mempunyai massa/berat .Besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang.
Tekanan udara pada suatau tempat berbah sepanjang hari. Hal ini tergambar pada barogarf. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara tinggi terjadi pada jam 10 pagi dan jam 10 malam serta tekanan rendah pada jam 4 pagi dan jam 4 sore.


Minggu, 20 Juni 2010

Pengertian Cuaca Penerbangan
Cuaca Penerbangan adalah cuaca yang diperuntukan khusus unutk dunia penerbangan, baik untuk saat lepas landas, mendarat maupun selama penerbangan. Informasi cuaca ini diberikan setiap waktu pada saat pesawat akan merencanakan penerbangan yang disesuaikan dengan jadwal penerbangan.
Informasi Cuaca Untuk Penerbangan
Informasi cuaca pada saat lepas landas, selama perjalanan dan mendarat meliputi beberapa unsur cuaca, yaitu angin, jarak pandang. tekanan, jenis awan, dan suhu

1. Angin

Unsur arah angin ini diperlukan untuk menentukan dari mana dan kemana pesawat tersebut lepas landas maupun mendarat dengan memperhitungkan kecepatan angin yang sedang terjadi, sedangkan selama perjalanan dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi pesawat saat di udara. Prubahan arah dan kecepatan angin permukaan yang signifikan dilaporkan seketika itu juga untuk keselamatan penerbangan saat lepas landas maupun mendarat. Pesawat terbang akan melakukan pendaratan dan lepas landas menuju arah datangnya angin, namun juga memperhatikan landasan contoh:
Pada landasan yang memenjang dari barat hingga timur- Jika angin berasal dari barat maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju barat- Jika angin berasal dari timur maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju timur
Pada landasan yang memenjang dari utara hingga selatan- Jika angin berasal dari selatan maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju selatan- Jika angin berasal dari utara maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju utara

2. Jarak Pandang

Untuk pesawat yang tidak otomatis, informasi jarak pandang sangat diperlukan dalam hal pendaratan, baik jarak pandang vertikal maupun horizontal.
-
Jarak pandang vertikal : erat kaitannya dengan saat pesawat akan melakukan pendaratan saat masih di udara, hal ini pentig untuk mengetahui posisi dan sisa runway landasan agar pendaratan dapat dilakukan dengan tepat
Jarak pandang horizontal : erat kaitannya dengan saat pesawat sudah mulai mendarat di dekat permukaan
Gbr: Jarak Pandang untuk Penerbangan

Dalam penerbangan dikenal dengan Runway Visual Range, (RVR) merupakan alat meterologi yang memberikan informasi jarak pandang maksimum (visibility) didaerah sekitar runway, RVR biasanya dipasang sebagai kelengkapan fasilitas Instrumen Landing System (ILS) Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang:

Hujan Deras

Pada dasrnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel air yang jatuh ke permukaan tanah berbentung kepingan dengan diameter 0.5 mm atau kurang, dapat dibayangkan apabila partikel-partike yang jatuh ke bumi di suatu badara jumlahnya sangat banyak, tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya jarak pandang. Pada umumnya hujan deras ini jatuh dari awan rendah antara lain awan Cumulonimbus (Cb)

Udara Kabur/Haze

Hal ini terjadi dikarenakan polusi udara karena asap kendaraan, asap dari hasil pembuangan industri pabrik, dan pembakaran hutan. Partikel-partikel asap yang besar akan jatuh ke permukaan bumi, sedangkan partikel-partikel yang kecil yang seukuran dengan mist dan halimun akan melayang di udara.









Gbr: Udara kabur/haze di perkotaan


Halimun/Mist

Terdiri dari tetes-tetes air mikroskopis yang melayang di udara, kejadian ini dapat mengurangi jarak pandang tidak kurang dari 1 km. tetes-tetes air mikroskopis ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil.





Gbr: Halimun/mist

Kabut/Fog

Terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan dapat mengurangi jarak pandang kurang dari 1 km. tetes-tetes air ini dapat dilihat dengan mata biasa dan pergerakannya mengikuti pergerakan udara.










Gbr: Kabut/fog di perkotaan


Smog

Merupakan campuran asap dan kabut yang dapat mengurangi jarak pandang.

Badai Pasir/Sandstorm

Terjadi dari pengangkatan pasir yang dapat naik ke udara dikarenakan tiuan angin, namun ketinggian naiknya pasir ini tergantung dari ukurannya namun karena ringan, partikel ini jarang mencapai ketinggian lebih dari 20-30 m. Biasanya terjadi di daera padang pasir.

Badai Debu/Duststorm

Terjadi dari partikel-partikel debu yang sangat kecil yang melayang di atas permukaan hingga ketinggian beberapa km dari permukaan, kejadian ini dapat berlangsung lama dan meluas dan umumnya terjadi pada daerah padang pasir.

3. Jenis Awan
Ada bermacam-macam jenis awan berdasarkan level ketinggian, yaitu awan rendah, menengah, dan tinggi. Dalam penerbangan awan yang harus dilaporkan adalah jenis awan rendah yaitu awan Cumulonimbus(Cb) dan awan Towering Cumulus(Tcu), namun pada umumnya awan Cb.
Awan ini sangat ditakuti dalam penerbangan karena dapat mengakibatkan updraft (arus naik), downdraft (arus turun), dan windshear (perubahan keepatan secara tiba-tiba), yang apabila pesawat berada di dalam/bawah awan ini pada saat setelah lepas landas, sebelum mendarat, maupun pada saat terbang akan mengakibatkan ketidak stabilan posisi pesawat yang dapat berakibat fatal.
Gbr: Awan Cumulonimbus (Cb)
4. Suhu Udara
Suhu udara dalam penerbangan sangat erat kaitannya dengan pemuaian udara dimana apabila suhu tinggi udara memuai, begitu pula sebaliknya:
-
apabila suhu lebih tinggi: mengakibatkan pemuaian udara yang lebih, hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya fatamorgana yang dapat mempengaruhi estimasi pilot mengenai jarak pandang yang sebenarnya. Suhu yang tinggi dapat juga memacu meningkatkan daya angkat yang harus dihasilkan pesawat yang nantinya akan mempengaruhi terhadap penggunaan bahan bakar. Dapat dibayangkan apabila udara di sekeliling pesawat yang merupakan media terbangnya pesawat menjadi renggang, yang dapat mengurangi daya angkat pesawat

apabila suhu lebih rendah: dengan suhu yang lebih rendah, udara di sekeliling akan lebih rapat dari pada ketika panas, hal ini menyebabkan pesawat memiliki daya angkat yang lebih pada saat lepas landas, maupun terbang di udara, yang tentunya akan dapat mengurangi daya angkat yang harus dihasilkan pesawat sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar.

5. Tekanan
Tekanan merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan dalam penerbangan, tekanan tidak lepas kaitannya dengan suhu, dimana tekanan berbanding terbalik dengan suhu. Hal ini jelas apaila suhu tinggi maka tekanan rendah dan sebaliknya, apabila suhu rendah maka tekanan tinggi. Tekanan permukaan laut/Mean sea level pressure (MSLP atau QFF) adalah tekanan pada permukaan laut atau (saat pengukuran tekanan dilakukan pada daratan yang telah ditentukan ketinggiannya).
Dalam dunia penerbangan dikenal istilah “Altimeter”, yaitu sebuah barometer aneroid yang dibuat sedemikian rupa sehingga skala-skalanya dapat menunjukkan altitude/ketinggian. Kesalahan pada saat pembacaan tekanan akan berakibat pada kesalahan dalam penyetelan altimeter, hal ini tentu saja akan mengakibatkan kesalahan penafsiran ketinggian pesawat oleh pilot, terutama pada saat mendarat.
Selain itu informasi tekanan juga berpengaruh terhadap ketinggian kerapatan udara (density height) yang kemudian mengacu pada daya angkat pesawat dan panjang landasan yang diperlukan pada saat pesawat lepas landas.


Dampak Cuaca Buruk Terhadap Penerbangan
Cuaca Buruk pada saat penerbangan dapat disebabkan karena :
1. Turbulensi
Turbulensi adalah golakan udara yang umumnya tidak dapat dilihat. Hal ini dapat terjadi apabila langit cerah dan secara tiba-tiba tanpa diprediksi sebelumnya . Penyebabnya :
1. Suhu – Pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan sebaliknya masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut dengan ”turbulensi thermis”
2. Jet stream – Pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level ketinggian yang tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya.
3. Pegunungan – Massa udara yang melewati pegunungan dan mengakibatkan turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya pada sisi yang lain. Turbulensi jenis ini sering disebut dengan “turbulensi mekanis” Wake turbulence – Turbulensi yang terjadi dekat dengan permukaan yang dilewati pesawat atau helikopter.


2. Updraft dan Downdraft pada awan Cb
An updraft atau downdraft adalah pergerakan vertikal dari massa udara sebagai bagian dari fenomena cuaca. Hal ini dikarenakan perbedaan massa udara panas dengan massa udara dingin sehingga mengakibatkan massa udara yang lebih panas dari sekitarnya naik hingga suhunya sama dengan suhu sekitar, sedang massa udara yang suhunya lebih dingin turun. Keadaan ini mengakibatkan pesawat yang sedang berada di dalam dan di bawah badan awan Cb menjadi tidak stabil posisinya dan jika updrfat dan downdraft yang terjadi sangat kuat, akan mengakibatkan pesawat mengalami kejadian yang sering disebut dengan “turbulence” Apabila kekuatan downdraft dari awan Cb sangat besar, maka kejadian ini disebut ”downburst”, dimana dapat menghasilkan angin vertikal turun yang sangat kencang dengan kecepatannya mencapai 240 km/jam. Dengan kecepatan vertikal yang lebih besar lagi hingga mencapai lebih dari 75 m/dtk atau 270 km/jam dan dirasakan dalam wilayah yang lebih besar dari 4 km, maka downdraft ini disebut dengan ”microbust”. Downdraft dan microbust harus dihindari oleh pilot karena dapat menyebabkan kecelakaan pesawat pada saat lepas landas maupun pendaratan.

3. Icing
Dalam penerbangan, kondisi icing merupakan kondisi dimana terbentuk es di permukaan badan pesawat, atau ketika karburator di dalam mesin pesawat membeku. Icing terjadi ketika uap air membeku di bawah titik beku. Fenomena ini tidak membahayakan penerbangan dengan seketika namun secara perlahan-lahan apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan mesin , pengurangan daya kerja , penambahan berat pesawat, mengganggu arus udara, dan meningkatkan kecepatan stall pesawat yang nantinya akan mengganggu kerja pesawat.

4. Kilat
Sambaran kilat pada pesawat terbang akan merusakkan peralatan navigasi, juga sistem peralatan yang lainnya dalam pesawat. Selain itu sinar yang silau yang dipancarkan oleh kilat secara terus-menerus akan mengganggu pilot dalam menerbangkan pesawat, dalam hal ini pesawat yang digunakan bukanlah pesawat otomatis.
Dari http://www.e-dukasi.net

Sabtu, 29 Mei 2010

ALAT-ALAT METEOROLOGI MARITIM

1. Hand Anemometer ( anemometer tangkai )
    Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin

2. Hand Anemometer ( Siap )
    Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin

3. Aneroid Barometer (Barometer Aneroid)
    Alat untuk mengukur tekanan udara

4. Whiiling Psychrometer ( Psychrometer Putar )
    Alat untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara

STASIUN PENGAMATAN CUACA DI LAUT
1. Surface Synoptic Sea Station
    Merupakan Stasiun pengamatan cuaca dilaut yang terdiri dari :

1.1. MOBIL SHIP STATION
      a. Selected ship Station
      b. Supplementary Ship Station
      c. Auxilary Ship Station

1.2. FIXED SHIP STTION
       a. Light ship Station
       b. Ocean Weaher Station

2. Upper Air Synoptic Sea Station
    a. Rawin Sonde Station
    b. Radio Sonde Station
    c. Radio Wind Station
    d. Pilot Ballon Station

1. Surpace Synotic Sea Station
Merupakan Stasiun Pengamatan Cuaca di permukaan laut

1.1 MOBIL SHIP STATION ialah Stasiun Meteorologi yang berada diatas kapal-kapal yang sedang bergerak, baik kapal-kapal Niaga maupun kapal-kapal Riset. Karena itulah dalam setiap laporannya selalu disebutkan posisi kapal, arah serta kecepatan kapal bergerak.
a. Selected ship Station adalah kapal yang diperlengkapi dengan peralatan meteorologi yang telah memiliki sertifikat yang membuat dan mengirimkn dta cuaca secara penuh dengan unsur-nsur sebagai berikut :
- Arah dan kecepatan angin permukaan
- Tekanan udara, tendensi dan kaakteristik tekanan
- Suhu udara
- Kelembaban dan titik embun
- Suhu permukaan air laut
- Gelombang ( arah, tinggi dan periode )
- Penglihatan mendatar
- Keadaan Cuaca sekarang dan yang lalu
- Awan (jumlah, jenis, dan tinggi dasar awan)
- Arah dan kecepatan gerakan kapal
- Es dilaut.
b. Supplementary Ship Station adalah kapal yang sebagian terbatas peralatan pengamatan meteorologinya, bersertifikat, yang membuat dan mengirimkan data cuaca secara singkat.
c. Auxilary Ship Station adalah kapal-kapal yang peralatan meteorologinya sangat sederhana dan belum bersertifikat.
2. Upper Air Synoptic Sea Station ialah Stasiun pengamatan udara lapisan atas dilautan.

1.2 FIXED SHIP STATION ialah Stasiun Pengamatan Cuaca dilaut yang berada diatas kapal yang telah dilengkapi dengan alat meteorologi dan tenaga yang cukup khusus untuk mengadakan pengamatan cuaca serta melaporkan berita cuaca untuk keperluan pertukaran data internasional, biasanya stasiun semacam ini didukung oleh beberapa negara dengan cara mengirimkan kapal secara bergiliran untuk mengadakan pengamatan cuaca pada posisi yang telah ditentukan.
a. Light ship Station adalah Stasiun pengamatan cuaca dilaut yang berada diatas kapal kecil
(semacam kapal pandu)

3. Jam-jam Observasi dan Pengiriman
Pengamatan cuaca dari stasiun meteo di darat umumnya dilakukan setiap jam secara terus menerus dari jam 00.00 UTC sampai 23.00 UTC. Pengamatan Cuaca di laut (diatas kapal) biasanya dilakukan pada setiap 6 jam sekali yaitu pada jam-jam 00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC jam-jam di mana dilakukan Pengamatan Cuaca dinamakan jam Synop ( Synoptic Hour )
Jam Synop 00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC dinamakan Main Standar Time sedangkan jam Pengamatan 03.00 UTC, 09.00UTC, 15.00 UTC dan 21.00 UTC Intermediate Standar Time ( Standar Penting ).
3.1 Pembacaan tekaan udara dilakukan tepat pada jam Standar Time jadi pembacaan pada Barometer dilakukan setelah semua element selesai dicatat.
3.2 Pencatatan elemen-elemen lainnya dilakukan dalam periode 10 menit sebelum jam Standar (jam-jam ynoptic).
3.3 Mobil Ship Station harus membuat pengamatan dan melaporkan berita pada Main Standar Time ( empat hari sekali ).
3.4 Apabila keadaan di kapal memungkinkan membuat peramatan lebih dari 4 kali, maka pengamatan tambahan harus dibuat pada jam Intrmediate Standar Time 03.00 UTC, 09.00UTC, 15.00 UTC dan 21.00 UTC Intermediate Standar Time.
3.5 Dalam keadaan cuaca buruk (Storm) berita-berita cuaca harus dibuat dan dilaporkan lebih sering dari pada main standar time.
3.6 apabila kapal mempunyai keadaan cuaca buruk yang sangat mendadak, maka pengamatan cuaca dan laporan berita cuaca harus segera dikirim tanpa terikat akan jam-jam main standar time.
3.7 Apabila karena kesulitan teknis tidak memungkinkan kapal mengadakan pengamatan pada Main Standar Time maka jam-jam pengamatan actual harus sedekat mungkin dengan Main Standar Time. Misalnya main standar time 00.00 utc ialah 23.00 utc atau 01.00 utc.
3.8 Apabila dalam keadaan tertentu pengamatan cuaca/ berita cuaca pada main standar time (00.00 UTC, 06.00UTC, 12.00 UTC dan 18.00 UTC ) tidak dapat dikirim pada waktunya maka pengiriman berita-berita tersebut dapat di tunda dalam waktu 4 jam sesudah Main Standar Time.


PENGAMATAN METEOROLOGI DILAUT SECARA INSTRUMENTAL

1. Tekanan Udara
Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran tekanan udara diatas permukaan
laut ialah Kew Marine Barometer dan Aneroid Barometer ( yang sering digunakan
Precision Aneroid Barometer)

2. Suhu Udara dan Kelembaban Udara
Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran Suhu Udara dan Kelembaban
Udara ialah.......
a. Screen Dry Bulb dan Wet Bulb Thermometer
b. Aspirated Psychrometer dan Whirling Pshychrometer

3. Suhu Air Laut
Alat yang umum dipergunakan untuk pengukuran suhu aira laut ialah
c. Bucket Methode
d. Bucket Thermometer
4. Radiasi Matahari
Cara pengukurannya seperti halnya pengukuran di stasiun darat hanya untuk menghindari guncangan kapal maka alat dipasang dengan sistim gimbal.

5. Angin
Pengukuran angin baik didarat maupun dilaut (diatas kapal) dapat dilakukan baik secara instrumental maupun non instrumental. Jika pengukuran secara instrumental maka alat yang dipergunakan ialah Anemometer.
Karena pengaruh arah dan kecepatan kapal maka angin yang terbaca pada Anemometer bukan angin yang sesungguhnya (True Wind) tetapi angin sebagai akibat pergerakan kapal. Angin yang demikian ini disebut Apparent Wind.
Jadi untuk mencari angin yang sesungguhnya (True Wind) perlu diperhitungkan arah haluan dan kecepatan kapal.

5.1 Estimasi Angin
Apabila diatas kapal tidak dipergunakan alat Pengukur angin (Anemometer) maka arah kecepatan angin dapat di estimasikan secara visual dengan memperhatikan keadaan permukaan laut (State Of Sea) apabila kapal dalam keadaan berhenti arah angin dapat diperkirakan dengan memperhatikan arah berkibarnya bendera atau asap kapal. Jika kapal sedang dalam keadaan berlayar maka arah angin di estiasikan arah dari mana datangnya gelombang atau buih-buih dipermukaan laut yang disebabkan oleh angin. Arah yang didapatkan dilaporkan sebagai arah angin yang sesungguhnya (True Wind). Pada waktu malam apabila apabila keadaan permukaan laut sukar dilihat karena kegelapan maka arah angin di estimasikan dengan mempertimbangkan atau memperbandingkan arah haluan kapal dengan arah angin yang dirasakan oleh tubuh atau muka observer. Apabila observer berada di dek kapal. Demikian juga kecepatan angin di estiasikan dengan memperhatikan keadaan permukaan laut. Untuk keperluan ini dipergunakan Skala Beaufort ( Beaufort Skala).
Skala Beaufort sangat baik apabila dipergunakan untuk pengamatan gelombang di laut terbuka (Open Sea) serta harus menjadi pertimbangan bahwa angin telah cukup lama bertiup sehingga angin sudah cukup energi untuk menimbulkan gelombang diperairan yang tertutup atau dekat pantai(Shallow) serta angin bertiup dari daratan maka gelombang yang ditimbulkan oleh angin akan lebih kecil.




Jumat, 28 Mei 2010


APA PENYEBAB TURUNNYA HUJAN ?
Udara keringan enyerap uao air ketika mereka melalui perairan, dengan udara hangat memungkinkan untuk menyerap lebih uap air dari pada udara dingan. Ketika udara basah naik, suhunya turun dan jika pendingin cukup, uap air akan berkondensasi untuk membentuk butiran awan. Jika butiran bertubrukan satu sama lain dan menyatu hingga cukup besar untuk jatuh kebumi sebagai butiran hujan. Di lain hal, butiran es yang terbentuk pada awan pada ketinggian tertinggi diawan dapat jatuh, mencair sebelum mereka mencapai tanah.
Untuk pembentukan hujan, suatu masa harus mempunyai cukup uap air dan naik pada ketinggian yang memungkinkan untuk berkondensasi. Sebagian dari gambaran umum dari proses udara naik terkait, sebagai contoh adalah front (bidang antar pemisah dari dua karakter masa udara hangat dan udara dingin ) dan depresi (kawasan tekanan rendah), suatu masa udara dapat naik bila:
  • Konveksi—pemanasan oleh permukaan yang panas
  • Pertemuan angin --- pertemuan dua masa udara yang berlawanan
  • Naik orografik--- oleh pegunungan, garis pantai.
Bila masa udara tidak stabil ia akan menginduksi panas atau arus konveksi membentuk hujan mendadak atau awan badai ; Jika stabil, ia membentuk awan tipis yang lebih luas jenis stratus dan hujan gerimis.

SISTEM PEMICU TURUNNYA HUJAN
Seluruh bentuk curah hujan yang turun di indonesia berasal kondisi badai guntur atau awan tipe konvektif yang mempunyai kegiatan hanya dalam beberapa jam dan pada kawasan sekitar area dengan diameter 10 Km. Meskipun terjadi hajan lebat yang menyebar luas, kondisi badai guntur termasuk dalam sistem cuaca kawan tropis dengan skala yang besar. Jenis dan bentuk yang masuk kategori ini adalah :
  • Konvektif Skala Meso yang Kompleks (KSMK)
  • Garis skual tropis
  • Peredaran maden—julian (PMJ)
Badai tropis atau siklon tropis termasuk pula dalam kategori ini :
Konvektif Skala Meso yang Kompleks
Dalam suatu badai guntur tunggal, curah hujan lebat, hujan lebat terkonsetras dekat pusat dari kawasan arus keatas di awan sementara suatu kondisi tipis dari tipe stratus atau lapisan awan dari ekor / anvil awan badai guntur yang terbentuk di puncak awan yang tinggi.
Jika landasan dari awan badai gutur tunggal mengumpul bersama, mereka dapat membentuk suatu kenvektif skala meso yang kompleks (KSMK) yang mmungkin mencapai garis tengah 500 Km atau lebih dengan waktu kegiatannya sekitas sehari.
Konvektif skala meso yang kompleks sering berkembang sebagai akibat dari gelombang kuat dari arus angin dari daerah lintang tinggi . Jenis gelombang yang penting dalam peralihan sekitar November – desember berlangsung di lautan cina selatan. Udara dingin dan kering dari daratan cina mengalir ke ekuator memicu kawasan konveksi yang meluas dan menghasilkan suatu KSMK diselatan kawasan ekuator sekitar p. Sumatra dan bagian selatan P. Kalimantan .
Selama musim hujan, gelombang dingin atau lonjakan awaa hujan terlokalisir di kawasan angin pasat belahan bumi selatan yang dapat juga membentuk KSMK diseluruh wilayah indonesia . Salah satu kawasan yang sering menjadi contoh kejadian untuk gelombang belahan selatan berada sepanjang pantai barat Australia.
Garis Skual Tropis
Adalah suatu bentuk dari konvektif skala meso yang kompleks dimana terdapat kawasan badai guntur aktif yang terbentuk sebagai kawasan yang sempit mirip garis yang dapat memanjang beberapa ratus kilometer panjangnya. Garis skual tropis bergerak baik dalam arah timur atau barat, mencapai beberapa ratus killometer dalam satu hari. Sering terjadi angin dingai yang kuat didepan garis skual , kemudiann angai kencang dan hujan lebat berlangsung saat dia berlalu. Hujan mungkin berkelanjutan turun untuk beberapa jam setelah garis skala berlalu, berkaitan dengan kegiatan ekpr awan skala meso. Hujan ini mungkin lebih lebat daripada yang terjadi didalam garis itu sendiri.
Peredaran Madden – Julian (PMJ)
Sering disebut sebagai gelombang 40-50 hari, predaran Madden- Julian dapat dianggap sebagai pita skala luas dari suatu gangguan cuaca yang mulai muncul diatas perairan samudra Hindia dan bergerak ketimur 10 derajat lintang utara – 10 derajat lintang lintang selatan. Kaasan ini ditandai dengan kenaikan kegitan konveksi yang dapat mencapai 3000 Km panjangnya dari sumatra hinga Irian Jaya . Jika atmosfer cukup basah dan tidak stabil kegitan fase dari PMJ memberi peningkatan hujan di kawasan selama dua hingga beberapa mingu. Ia kemudian bergerak ketimur hingga S. Pasifik bagian tengah yang umumnya menghilang dan kondisi ini sering diikuti oleh suatu daerah yang serupa dari udara teduh dengan penurunan curah hujan. Sering siklus mengulang dengan sendirinya yang selanjutnya dinamakan ‘osilasi’. Penggunaan yang cukup potensial PMJ untuk memprakirakan curah hujan dalam 2-3 minggu sedang dalam pengkajian, tetapi waktu kejadianya tidak menentu. Mereka juga memicu awal monsun diatas wilayah indonesia. Sebagai ledakan angin baratan mereka menggiatkan perkembanhag El Nino dengan pehurunan kekuatan angin pasat tenggara dan juga mengurangi kawasan air laut naik
Siklon Tropis
Palung monsun dan kawasan ITCZ daerah awan-awan jenis CB dan hujan lebat . Banyaknya energi panas laten yang dilepaskan saat uap air berkondensasi kedalam butiran air , panas ini menyebabkan udara naik semakin jauh, dan tekanan permukaan turun. Udara mengalir masuk kedalam kawasan yang udaranya naik, tetapi dibelokan dalam pembentukan pusaran dari sil tekanan rendah oleh gaya coriolis. Jika suhu laut cukup tinggi (diatas 28 derajad celcius) untuk menjaga udara baru cukup basah yang kemudian bereaksi memutar sebagai cincin. Sistem kemudian menguat , pusaran bertambah kuat lahirlah suatu siklon tropis.
Suatu siklon tropis mungkin memanjang hingga 1000 Km panjangnya, menghasilkan gaya angin badai dan pita awan yang memutar atau garis kawasan badai guntur dan hujan deras. Pada pusat matanya adalah suatu kondisi yang tenang dan teduh, tanpa awan sebagai pusat matanya. Sekelilingnya terdiri dari awan-awan dengan kecepatan angin yang ekstrim sering mencapai lebih dari 100 Km/jam pada daerah 30-40 Km panjangnya.
Untuk membentuk siklon tropis dibutuhkan laut hangat dan gaya corioli untuk memicu suatu pusar udara. Karena gaya coriolis sangat kicil dalam wilayah 7 derajad baik selatan dan utara dari ekuator, siklon tidak terbentuk didalam wilayah ekuatorial Indonesia, mereka berkembang keutara selama bulan Juli hingga Oktober dan keselatan dari bulan Desember hingga maret .

pengaruh lokal
Pengaruh lokal dapat bertindak sebagai penyebab terjadinya Cuaca. Mereka merubah pola skala luas dari iklim khususnya pada pulau dan kepulauan dengan kondisi berpegunungan mencapai diatas 3000M. Mereka menyebabkan berbagai variasi hujan pada berbagai kawasan khususnya antara sisi dari suatu pulau dan yang sisi lainnya dan membentuk berbagai beda ruang yang terlihat dalam prakiraan variabilitas hujan pada suatu musim.
Udara naik orografis
Udara basah yang naik ktika ia melalui gugsan gunung membentuk daerah hujan mendadak (bila tidak stabil). Hujan lebat sering terjadi di kawasan pantai dengan pegunungan yang tingg, terjal dan dekat dengan pantai.
Suatu kawasan kering bayangan hujan sering terjadi dibalik gugusan kawasan pegunungan. Angin yang bertiup turun di balik gunung yang cukup tinggai menjadi hangat dari pada angin pada ketinggian pada sisi hadapan angin .
Banyaknya hujan selama bulan- bulan monsun tergantung dari antara lain:
· Variasi harian dari hujan yang turun pada berbagai kawasan
· Curah hujan bertambah nyata dengan naiknya ketinggian pada ketinggian tertentu
· Banyaknya ketersedian uap air di udara
· Suhu laut di sekelilingnya
· Ketika palung monsun giat dan berpindah,
· Banyaknya dan lamanya periode kering ‘istirahat’

APA PENYEBAB TURUNNYA HUJAN ?
Udara keringan enyerap uao air ketika mereka melalui perairan, dengan udara hangat memungkinkan untuk menyerap lebih uap air dari pada udara dingan. Ketika udara basah naik, suhunya turun dan jika pendingin cukup, uap air akan berkondensasi untuk membentuk butiran awan. Jika butiran bertubrukan satu sama lain dan menyatu hingga cukup besar untuk jatuh kebumi sebagai butiran hujan. Di lain hal, butiran es yang terbentuk pada awan pada ketinggian tertinggi diawan dapat jatuh, mencair sebelum mereka mencapai tanah.
Untuk pembentukan hujan, suatu masa harus mempunyai cukup uap air dan naik pada ketinggian yang memungkainkan untuk berkondensasi. Sebagian dari gambaran umum dari proses udara naik terkait, sebagai contoh adalah front (bidang antar pemisah dari dua karakter masa udara hangat dan udara dingan ) dan depresi (kawasan tekanan rendah), suatu masa udara dapat naik bila:
  • Konveksi—pemanasan oleh permukaan yang panas
  • Pertemuan angin --- pertemuan dua masa udara yang berlawanan
  • Naik orogrfik--- oleh pegunungan, garis pantai.
Bila masa udara tidak stabil ia kan menginduksi panasatau arus konveksi membentuk hujan mendadak artau awan badai; Jika stabil, ia memebentuk awan tipis yang lebih luas jenis stratus dan hujan gerimis.

SISTEM PEMICU TURUNNYA HUJAN
Seluruh bentuk cura hujan yang turun di indonesia berasal kondisi badai guntur atau awan tipe konvektif yang mempunyai kegiatan hanya dalam beberapa jam dan pada kawasan sekitar area dengan diameter 10 Km. Meskipun terjadi hajan lebat yang menyebar luas, kondisi badai guntur termasuk dalam sistem cuaca kawan tropis dengan skala yang besar. Jenis dan bentuk yang masuk kategori ini adalah :
  • Konvektif Skala Meso yang Kompleks (KSMK)
  • Garis skual tropis
  • Peredaran maden—julian (PMJ)
Badai tropis atau siklon tropis termasuk pula dalam kategori ini :
Konvektif Skala Meso yang Kompleks
Dalam suatu badai guntur tungga, curah hujan lebat, hujan lebat terkonsetras dekat pusat dari kawasan arus keatas di awan sementara suatu kondisi tipis dari tipe staratus atau lapisn awan dari ekor / anvil awan badai guntur yang terbentuk di puncak awan yang tinggi.
Jika landasan dari awan badai gutur tunggal mengumpul bersama, mereka dapat membentuk suatu kenvektif skala meso yang kompleks (KSMK) yang mmungkin mencapai garis tengah 500 Km atau lebih dengan waktu kegitannya sekitas sehari.
Konvektif skala meso yang kompleks sering berkembang sebagai kaibat dari gelombang kuat dari arus angai dari daerah lintang tinggi . Jenis gelombang yang penting dalam peralihan sekitar November – desember berlangsung di lautan cina selatan. Udara dingin dan kering dari darata cina mengalir ke ekuator memicu kawasan konveksi yang meluas dan menghasilkan suatu KSMK diselatan kawasan ekuator sekitar p. Sumatra dan bagian selatan P. Kalimantan .
Selama musim hujan, gelombang dingin atau lonjakan awaa hujan terlokalisir di kawasan angin pasat belahan bumi selatan yang dapat juga membentuk KSMK diseluruh wilayah indonesia . Salah satu kawasan yang sering menjadi contoh kejadian unttuk gelombang belahan selatan berada sepanjang pantai barat Austrlia.
Garis Skual Tropis
Adalah suatu bentuk dari konvektif skala meso yang kompleks dimana terdapat kawasan badai guntur aktif yang terbentuk sebagai kawasan yang sempit mirip garis yang dapat memanjang beberapa ratus kilometer panjangnya. Garis skual tropis bergerak baik dalam arah timur atau barat, mencapai beberapa ratus killometer dalam satu hari. Sering terjadi angin dingai yang kuat didepan garis skual , kemudiann angai kencang dan hujan lebat berlangsung saat dia berlalu. Hujan mungkian berkelanjutan turun untuk beberapa jam setelah garis skal berlal, berkaitan dengan kegiatan ekpr awan skla meso. Hujan ini mungkin lebih lebat daripada yang terjadi didalam garis itu sendiri.
Peredaran Madden – Julian (PMJ)
Sering disebut sebagai gelombang 40-50 hari, predaran Madden- Julian dapat dianggap sebagai pita skala luas dari suatu gangguan cuaca yang mulai muncul diatas perairan samudra Hindia dan bergerak ketimur 10 derajat lintang utara – 10 derajat lintang lintang selatan. Kaasan ini ditandai dengan kenaikan kegitan konveksi yang dapat mencapai 3000 Km panjangnya dari sumatra hinga Irian Jaya . Jika atmosfer cukup basah dan tidak stabil kegitan fase dari PMJ memberi peningkatan hujan di kawasan selama dua hingga beberapa mingu. Ia kemudian bergerak ketimur hingga S. Pasifik bagian tengah yang umumnya menghilang dan kondisi ini sering diikuti oleh suatu daerah yang serupa dari udara teduh dengan penurunan curah hujan. Sering siklus mengulang dengan sendirinya yang selanjutnya dinamakan ‘osilasi’. Penggunaan yang cukup potensial PMJ untuk memprakirakan curah hujan dalam 2-3 minggu sedang dalam pengkajian, tetapi waktu kejadiaanya tidak menentu. Mereka juga memicu awal monsun diatas wilayah indonesia. Sebagai ledakan angin baratan mereka menggiatkan perkembanhag El Nino dengan pehurunan kekuatan angin pasat tenggara dan juga mengurangi kawasan air laut naik
Siklon Tropis
Palung monsun dan kawasan ITCZ daerah awan-awan jenis CB dan hujan lebat . Banyaknya energi panas laten yang dilepaskan saat uap air berkondensasi kedalam butiran air , panas ini menyebabkan udara naik semakin jauh, dan tekanan permukaan turun. Udara mengalir masuk kedalam kawasan yang udaranya naik, tetapi dibelokan dalam pembentukan pusaran dari sil tekanan rendah oleh gaya coriolis. Jika suhu laut cukup tinggi (diatas 28 derajad celcius) untuk menjaga udara baru cukup basah yang kemudian bereaksi memutar sebagai cincin. Sistem kemudian menguat , pusaran bertambah kuat lahirlah suatu siklon tropis.
Suatu siklon tropis mungkin memanjang hingga 1000 Km panjangnya, menghasilkan gaya angin badai dan pita awan yang memutar atau garis kawasan badai guntur dan hujan deras. Pada pusat matanya adalah suatu kondisi yang tenang dan teduh, tanpa awan sebagai pusat matanya. Sekelilingnya terdiri dari awan-awan dengan kecepatan angin yang ekstrim sering mencapai lebih dari 100 Km/jam pada daerah 30-40 Km panjangnya.
Untuk membentuk siklon tropis dibutuhkan laut hangat dan gaya corioli untuk memicu suatu pusar udara. Karena gaya coriolis sangat kicil dalam wilayah 7 derajad baik selatan dan utara dari ekuator, siklon tidak terbentuk didalam wilayah ekuatorial Indonesia, mereka berkembang keutara selama bulan Juli hingga Oktober dan keselatan dari bulan Desember hingga maret .

pengaruh lokal
Pengaruh lokal dapat bertindak sebagai penyebab terjadinya cuaca. Mereka merubah pola skala luas dari iklim khususnya pada pulau dan kepulauan dengan kondisi berpegunungan mencapai diatas 3000M. Mereka menyebabkan berbagai variasi hujan pada berbagai kawasan khususnya antara sisi dari suatu pulau dan yang sisi lainnya dan membentuk berbagai beda ruang yang terlihat dalam prakiraan variabilitas hujan pada suatu musim.
Udara naik orografis
Udara basah yang naik ktika ia melalui gugsan gunung membentuk daerah hujan mendadak (bila tidak stabil). Hujan lebat sering terjadi di kawasan pantai dengan pegunungan yang tingg, terjal dan dekat dengan pantai.
Suatu kawasan kering bayangan hujan sering terjadi dibalik gugusan kawasan pegunungan. Angin yang bertiup turun di balik gunung yang cukup tinggai menjadi hangat dari pada angin pada ketinggian pada sisi hadapan angin .
Banyaknya hujan selama bulan- bulan monsun tergantung dari antara lain:
· Variasi harian dari hujan yang turun pada berbagai kawasan
· Curah hujan bertambah nyata dengan naiknya ketinggian pada ketinggian tertentu
· Banyaknya ketersedian uap air di udara
· Suhu laut di sekelilingnya
· Ketika palung monsun giat dan berpindah,
· Banyaknya dan lamanya periode kering ‘istirahat’